Agresi 22 hari Gaza barangkali banyak meninggalkan tanda tanya dalam benak semua orang di dunia, bagaimana Hamas selama ini bertahan diri dari gempuran Israel selama agresi biadab itu berlangsung?
Pertama, Kita semua tahu, sebelumnya Gaza sudah dikepung dan diblok oleh tembok-tembok besar lebih dari 750 KM dengan ketinggian 8 meter, dan di setiap 10 meternya, askar Israel sudah bersiap di atas pos—menembak siapa saja warga Palestin terutamanya Hamas, yang cuba mendekati tembok tersebut. Ketika perang darat dimulai, posisi Hamas ialah terkurung dan sama sekali tidak mempunyai kawasan lain sebagai jalur alternatif untuk menyelamatkan diri. Sementara Israel menguasai semua wilayah di sekeliling Gaza.
Kedua, secara persenjataan, perbandingan Hamas dengan Israel sangat tidak seimbang. Saat ini, Israel menduduki urutan keempat dalam sistem pertahanan keamanan dunia setelah AS, China dan Britain. Ini belum termasuk bantuan militer yang diberikan oleh AS untuk mendukung agresi Israel. Untuk perang Gaza ini, AS mendanai tidak kurang dari 60.000 ton senjata. Bantuan ini dikirim melalui ratusan kontena besar, dan banyak pengamat mengatakan inilah bantuan AS terbesar sepanjang sejarah kepada Israel. Hamas saat ini hanya memiliki 15.000 pejuang. Sedangkan Israel memiliki 130.000 askar aktif, dan 400.000 lainnya menunggu di bangku simpanan. Sedangkan Hamas membuat roketnya sendiri yang berasal dari barang-barang buangan. Rangka roketnya terbuat dari bekas tiang elektrik, kabel-kabel sambungan detonatornya terbuat dari kabel yang ada di rumah-rumah warga, bahan bakar roketnya terbuat dari gula, dan hulu ledaknya terbuat dari kimia sederhana yang mereka racik sedemikian rupa. Selain itu, bantuan perlatan senjata juga mereka dapatkan melalui ratusan terowongan yang mereka buat yang melintasi perbatasan.
Ketiga, selama agresi, Israel menghancurkan sekitar 200 terowong, dan Israel sudah mewarwarkan bahawa mereka sudah menghancurkan seluruh terowongan yang dimiliki Gaza. Kenyataannya, saat ini jumlahnya tidak kurang ada 800 terowongan di Gaza yang dibangun oleh Hamas. Dan 200 terowongan yang telah hancur digasak Israel, Hamas menyebutkan hanya memerlukan sekitar 3 bulan untuk memperbaikinya.
Keempat, secara fizik, Hamas dan Jalur Gazalah yang telah banyak menderita kerugian. Tetapi harus diingat, bahwa bukan pihak Hamas yang pertama kali meminta gencatan senjata. Hamas telah melawan dengan sengit, dan itu membuat Israel mengundurkan pasukannya tanpa syarat apapun. Gencatan senjata pun diumumkan secara sepihak oleh Israel. Lima minit sebelum Israel mengumumkan gencatan senjata, Hamas masih meluncurkan roketnya ke wilayah Israel. Selama perang Gaza, Hamas telah meluncurkan sekitar 900 roketnya, dan itu hanya merupakan 1% dari total jumlah roket yang mereka miliki.
Kelima, sasaran penyerangan Israel terhadap Jalur Gaza sedianya hanya dialokasikan untuk waktu 3 hari saja. Tetapi ketika dalam seminggu Gaza belum jatuh juga, Israel mulai kehilangan punca. Pasalnya, mereka sudah mengundang beberapa pemimpin dunia, seperti PM Jerman, untuk merayakan kejayaan mereka menaklukan Gaza. Namun bahkan sampai 22 hari, penyerangan itu tak pernah memberikan hasil beerrti. Malah dengan lamanya agresi yang kemudian membabi buta itu, Israel menjadi sasaran kemarahan dan kebencian masyarakat dunia.
sumber
0 comments:
Post a Comment